Posts Tagged ‘dhamma’

Generasi Musik Buddhist Modern: Irvyn Wongso Luncurkan Album Perdananya, Dhamma is My Way

02/06/2016

PRE-ORDER “DHAMMA IS MY WAY” ALBUM

AlbumCover2

Play “Dhamma is My Way” Album in iTunes.

1

 

Mari Melangkah

Irvyn Wongso

3:48

Rp 5ribu

View In iTunes

2

 

Yang Patut Dimuliakan

Irvyn Wongso

4:16

Rp 5ribu

View In iTunes

3

 

Akhir Dari Semua Dukkha

Irvyn Wongso

4:12

Rp 5ribu

View In iTunes

4

 

Dhamma Is My Way

Irvyn Wongso

5:15

Rp 5ribu

View In iTunes

5

 

Sang Tiratana

Irvyn Wongso

5:29

Rp 5ribu

View In iTunes

6

 

Tiada Badai

Irvyn Wongso

5:52

Rp 5ribu

View In iTunes

7

 

Malam Suci Waisak

Irvyn Wongso

5:09

Rp 5ribu

View In iTunes

8

 

Beautiful Heart Peaceful Mind

Irvyn Wongso

4:53

Rp 5ribu

View In iTunes

9

 

Semoga Semua Hidup Berbahagia

Irvyn Wongso

4:51

Rp 5ribu

View In iTunes

10

 

Dhamma Is My Way (Minus One)

Irvyn Wongso

5:15

Rp 5ribu

View In iTunes

11

 

Semoga Semua Hidup Berbahagia (Minus One)

Irvyn Wongso

4:51

Rp 5ribu

View In iTunes

Video teaser ->
https://youtu.be/MBNyc91rhIw
https://www.youtube.com/watch?v=avxGX2yTKL8

“Saya gak pernah kepikiran mau bikin album ini, awalnya saya diminta nyanyi, banyak teman-teman saya berpikir kalau bisnis jualan alat musik itu pasti bisa nyanyi, tapi karna dilingkungan saya, lingkungan lagu buddhis, lagu itu kurang dihargai, gak ada yang menciptakan lagu yang seperti rekan-rekan kita yang diagama lain , mau ga mau saya coba buat lagu, nyanyi saat ada acara besar saya ngisilah, sederhana. Eh.. ternyata tiba tiba pada mau beli albumya dan saya pun tidak ada rekaman mp3, dan setelah beberapa kali diminta kini saya bikin albumnya, Non profit.”

Begitulah kiranya gambaran singkat dan juga terurai dalam video Teaser Dhamma Is My Way yang kemarin diunduh oleh Irvyn Wongso yang dengan penuh kebahagiaan diluncurkan setelah kurang lebih 6 bulan proses pembuatannya.

Setelah usai gelaran besar Buddhist Reborn pada Mei lalu dimana melaksanakan acara bertajuk Wake Up Speak Up, Irvyn Wongso yang kala itu diminta tampil untuk membawakan beberapa lagu ciptaannya yang sangat sederhana dan menyentuh hati terpanggil hatinya untuk membuat sesuatu demi Buddha Dhamma yaitu menyebarkan Dhamma melalui musik. Banyak kalangan yang meminta dirinya untuk membuat sebuah album yang berisi lagu-lagu ciptaannya.

Lebih dari sebuah lagu atau sebuah album Irvyn Wongso kemudian mendirikan sebuah wadah yang diberi nama True Direction, wadah dimana para musisi Buddhis bisa berkumpul dan membuat sesuatu demi penyebaran Dhamma melalui musik ( #dhammathroughmusic)

“Album ini ada karna saya ingin menyampaikan aspirasi banyak orang. Musik itu sesuatu sangat powerful sekali, bisa mentransformasi orang, dengan mudah bisa membuat orang menjadi sedih atau membuat orang jadi bahagia .Saya ingin album ini bisa jatuh ditangan yang membutuhkan, bukan hanya kepada orang yang senang musik tetapi hati yang membutuhkan, dan orang itu setelah mendengar menjadi lebih bahagia” Ujar Irvyn.

Walau telah mengorbankan banyak hal, bersumbangsih waktu dimana disela-sela kesibukan beliau yang begitu padat, juga perihal hal-hal teknis seperti proses recording yang tentunya dengan proses recording dengan kualitas yang sangat baik dengan orang-orang professional dibelakang layar tentunya materi yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Album ini diluncurkan untuk bersifat non-profit.

Dengan uang sebesar Rp.50.000 per keping (berisi 9 lagu + 2 bonus track). Kita semua bisa memiliki album ini. Jikapun ada kelebihan yang disebut dengan profit dari hasil penjualan album ini Irvyn Wongso menjelaskan bahwa semuanya akan disalurkan lagi untuk kegiatan-kegiatan sosial melalui Buddhist Fellowship Indonesia dan juga Pintu Belajar (Program pendidikan anak-anak kurang mampu dipedesaan)

Album ini akan mulai tersedia sekitar akhir November 2015 secara bertahap dan dengan jumlah terbatas. Bagi yang ingin lebih dulu memiliki dapat melakukan Pre-Order melalui Buddhist Fellowship Indonesia:

order@buddhistfellowship.or.id

Pin BB 2796616D

atau (021) 2938-2715 / 0812 8772 1798.

Semoga semua mahluk hidup berbahagia.

Sumber:

http://truedirection.life/

http://www.daunbodhi.com/2015/11/05/irvyn-wongso-luncurkan-album-perdananya-dhamma-is-my-way/

SOUND OF WISDOM “IMEE OOI” World TourDharma Concert 2016

02/06/2016

Sound of Wisdom Indonesia

Persembahan Waisak, Bakti dan Berkah untuk Semua

Sound of Wisdom “IMEE OOI”
World Tour Dharma Concert 2016

Hadiah Waisak yang sangat tepat buat orang-orang tercinta.
Mendengar dan melihat langsung kreator IMMusic:

Chant of Metta, Jayamangala Gatha, Ta Pei Cou, Om Mani Padme Hum, Prajna Paramita Hrdaya Sutra, dan Dhamma chant lainnya yang sudah sering kita dengar bersama.

MEDAN
Selecta Royal Ballroom Lt. 5
4 Juni 2016
Pkl. 14.00 & 18.00 WIB

# Sharing Dharma Journey:
2 Juni 2016 Pkl. 18.00 WIB
Selecta Phoenix Hall Lt. 6

JAKARTA
Jakarta Convention Center
12 Juni 2016
Pkl. 15.30 WIB

# Sharing Dharma Journey:
13 Juni 2016 Pkl. 18.00
Dharma Kitchen Pluit

Ticketing Medan:
– Finny 085261665053
– Fendi 085270878887
– Arifin 081977422001
– Leo Wijaya 08126078018
– Betty 08126057288
– Rofin 08126079518
– Surya 0811602855
– Juliana 081260329888

Ticketing Jakarta:
– Rika 081288203420
– Metta 0215666168, 085768675517
– Liefung 0215660510, 087878758116
– Lidya 08197856653

Info sponsorship, donasi, dan acara:
– Hartawan 0816765857
– Kevin Wu 081510277322
– Elwiana 08121288122
– Okiem 08129968695
– Dewi 088808313134

Website:
www.SoundOfWisdomIndonesia.com

Penyelenggara:
– SIDDHI
– Namaste Music

Didukung oleh:
– Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI

– Sekolah/Universitas: Atisa Dipamkara, Budi Agung, Bhakti Utama, Dhammasavana, Dhama Budhi Bhakti, Dharma Suci, Ehipassiko, Narada, Pusaka Abadi, Tri Ratna, KMB Dhammamitta UBM, KMB Dhammavaddhana Binus, KMB Dharmayana Untar

– Vihara/Buddhist Center: Avalokitesvara Mangga Besar, Bodhi Sunter, Bodhisattva Bandar Lampung, Buddha Sasana Kelapa Gading, Buddhist Fellowship Indonesia, Dhanagun Bogor, Dhammapala, Dhammavihari Buddhist Studies, Dharma Bhakti Jelambar, Dharma Jaya Toasebio, Dharma Suci PIK, Dharmasagara Guna Graha, Dharmasagara Taman Sari, Ekayana Arama, Er Di Karmapa Center, Guna Dharma, Indraloka, Jakarta Dhammacakka Jaya, Kesejahteraan Kosambi, Metta Palmerah, Nimmala, Padumuttara, PJBI Puri Kembangan, Punna Sampada, Pusdiklat Bodhidharma, Pusdiklat Maitreyavira Duta Mas, Putco di Hati Taman Kencana, Sasana Subhasita, Satya Dharma Pluit, Sila Paramita, Siripada, Soka Gakkai Indonesia, Tergar Indonesia, Venuvana

– Institusi Buddhis: Bincang Sukses, BuddhaZine, Ehipassiko Foundation, Hikmahbudhi

– Restoran Vegetarian: Dharma Kitchen, Vegetus

Sumber: http://buddhazine.com/sound-of-wisdom-imee-ooi/

 

MANFAAT HIDUP BERAGAMA

05/04/2010

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa (3x)

Sebenarnya, apa yang anda rasakan bila dengan tekun melaksanakan Puja Bakti, banyak memberikan dana, melakukan perbuatan baik sebagaimana dianjurkan oleh para pemuka agama Buddha ?

Apakah anda merasakan bahwa dengan melaksanakan kewajiban peribadatan anda mendapatkan sesuatu ? ~ Nanti dulu !

Saya kembali bertanya, dengan melaksanakaan peribadatan, apa yang anda inginkan ?

Banyak yang menginginkan kehidupan jadi lebih tenang, lebih sejahtera. Gampang cari uang dan hidup sehat menjadi salahsatu tujuan melaksanakan peribadatan, karena harta dan kesehatan tolok ukur kesejahteraan.

Kalau hal ini yang diinginkan dengan cara menganut agama Buddha secara tekun, maka anda akan kecewa.

Agama Buddha tidak menjanjikan pengikutnya menjadi kaya, pengikutnya tidak pernah sakit, tidak menjadi tua dan tidak akan mati. Itu sama sekali tidak dijanjikan bila anda menjadi pengikut agama Buddha. Anda beragama Buddha atau tidak, Hukum Universal akan “mengenai” anda. Anda percaya atau tidak akan apa yang dijelaskan dalam dhamma, anda menjadi pengikut agama Buddha atau tidak. Hukum Universal akan berlaku bagi anda.

“Kredo” umat Buddha adalah berlindung pada Sang Tiratana. Orang yang berlindung artinya aktif, jadi ada gerak untuk mencari perlindungan. Itulah sebabnya seorang bayi belum bisa berlindung pada Sang Tiratana. Orangtua akan menuntun putranya yang masih kecil untuk mengerti dan bila sudah bisa “action” akan menentukan sikap untuk berlindung pada Sang Tiratana. Baca Selengkapnya…

K I L E S A, PENYAKIT BATIN

20/03/2010

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa (3x)

Kita sebagai manusia mempunyai dua unsur: jasmani dan batin yang disebut kăya dan citta.

Kăya atau jasmani selalu diganggu oleh penyakit (roga) sedangkan citta atau batin selalu diganggu oleh kekotoran batin (kilesa).

Kalau jasmani sakit kita mencari penyembuhnya. Ada upaya kerokan, minum obat atau ke dokter ~ diperiksa, diberi resep obat, ditebus untuk menyembuhkan.

Kekotoran batin ini seperti halnya penyakit pada kăya juga harus diobati.

Kekotoran batin merupakan penyakit pada citta disebabkan oleh avijjă atau ketidak tahuan. Ketidak tahuan ini dapat “disembuhkan” bilamana kita mengenal jenis-jenis kilesa tersebut. Baca Selengkapnya…

Jelek Itu Bagus

26/06/2009


Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Akkosaṁ vadhabandhañca, aduṭṭho yo titikkhati

Khantībalaṁ balāṇīkaṁ, tamahaṁ brūmi brāhmaṇaṁ

Seseorang yang tidak marah yang dapat menahan hinaan, penganiayaan, dan hukuman, yang memiliki senjata kesabaran,

maka ia Kusebut seorang ’brahmana’.

(Dhammapada 399)

Kisah Brahmana Bersaudara yang Kasar

Suatu ketika ada seorang brahmana, yang istrinya mempunyai kebiasaan latah/mengatakan tanpa berpikir terlebih dahulu beberapa kata-kata kapan saja ia bersin, atau ketika sesuatu/seseorang menyentuhnya tanpa sadar.

Suatu hari, brahmana itu mengundang beberapa teman-temannya untuk makan dan tiba-tiba istri brahmana mengucapkan beberapa kata tanpa dipikir terlebih dahulu. Karena ia adalah seorang sotapanna, kata-kata ”Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa” secara otomatis keluar dari mulutnya. Kata-kata pemuliaan bagi Sang Buddha ini sangat tidak disukai oleh suaminya, yang seorang brahmana. Sehingga, dalam kemarahannya, ia pergi menemui Sang Buddha berharap untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang menantang Sang Buddha. Pertanyaan pertamanya adalah, ”Apakah yang harus kita bunuh untuk dapat hidup dengan bahagia dan damai?” dan pertanyaan keduanya adalah, ”Membunuh Dhamma yang mana Anda setujui?”

Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, Sang Buddha menjawab, ”O, brahmana, untuk dapat hidup dengan bahagia dan damai, seseorang harus dapat membunuh kebencian (dosa). Membunuh kebencian seseorang adalah yang disenangi dan dipuji oleh para Buddha dan para arahat.”

Setelah mendengar kata-kata Sang Buddha, brahmana tersebut menjadi sangat terkesan dan puas dengan jawaban tersebut, sehingga ia mohon untuk diijinkan masuk dalam pasamuan bhikkhu. Ia diterima masuk dalam pasamuan bhikkhu dan kelak ia menjadi seorang arahat.

Brahmana ini mempunyai seorang saudara laki-laki yang sangat terkenal karena kata-kata hinaannya dan dikenal sebagai Akkosaka Bharadvaja, Bharadvaja yang suka menghina/berkata kasar. Ketika Akkosaka Bharadvaja mendengar bahwa saudara laki-lakinya telah masuk dalam pasamuan bhikkhu, ia menjadi sangat marah. Ia langsung pergi ke vihara dan berkata kasar kepada Sang Buddha.

Sang Buddha pada gilirannya bertanya, ”O, brahmana, kita misalkan, engkau menawarkan beberapa makanan kepada beberapa tamu dan mereka meninggalkan rumah tanpa mengambil makanan tersebut. Karena tamu tersebut tidak menerima makananmu itu, kemudian makanan itu menjadi milik siapa?”

Brahmana tersebut menjawab, bahwa makanan itu menjadi miliknya.

Setelah menerima jawaban tersebut, Sang Buddha berkata, ”Dengan cara yang sama, O brahmana, karena Aku tidak menerima hinaan/kata-kata kasarmu, maka hinaan tersebut akan kembali kepadamu.”

Akkosaka Bharadvaja dengan segera menyadari kebijaksanaan dari kata-kata tersebut dan ia menaruh rasa hormat kepada Sang Buddha. Ia juga memasuki pasamuan bhikkhu, kemudian ia menjadi seorang arahat.

Setelah Akkosaka Bharadvaja memasuki kelompok, dua saudara laki-lakinya juga datang menemui Sang Buddha dengan tujuan yang sama yaitu menghina/berkata kasar kepada Sang Buddha. Mereka juga dibuat melihat cahaya Kebenaran oleh Sang Buddha dan mereka juga, pada gilirannya memasuki pasamuan. Akhirnya, mereka berdua juga menjadi arahat.

Suatu sore, pada saat berkumpulnya para bhikkhu, para bhikkhu berkata kepada Sang Buddha, ”O betapa indahnya dan betapa agungnya kebajikan Sang Buddha! Empat brahmana bersaudara datang kemari untuk menghina Sang Buddha, daripada berdebat dengan mereka; Beliau membuat mereka melihat cahaya, dan sebagai hasilnya, Sang Buddha telah menjadi pelindung bagi mereka”.

Kepada mereka, Sang Buddha menjawab, “Para bhikkhu! Karena Aku sabar dan menahan diri, dan tidak melakukan kesalahan kepada mereka yang melakukan kesalahan kepadaKu, Aku menjadi pelindung bagi banyak orang”.

Kemudian Sang Buddha membabarkan Dhammapada syair 399 berikut:

Seseorang yang tidak marah yang dapat menahan hinaan, penganiayaan, dan hukuman, yang memiliki senjata kesabaran, maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.

Sumber: Dhammapada Atthakatha
Oleh: Bhikkhu Khemanando