Posts Tagged ‘buddha’
02/06/2016
Play “Dhamma is My Way” Album in iTunes.
1
|
Mari Melangkah
|
|
3:48
|
Rp 5ribu
|
|
2
|
Yang Patut Dimuliakan
|
|
4:16
|
Rp 5ribu
|
|
3
|
Akhir Dari Semua Dukkha
|
|
4:12
|
Rp 5ribu
|
|
4
|
Dhamma Is My Way
|
|
5:15
|
Rp 5ribu
|
|
5
|
Sang Tiratana
|
|
5:29
|
Rp 5ribu
|
|
6
|
Tiada Badai
|
|
5:52
|
Rp 5ribu
|
|
7
|
Malam Suci Waisak
|
|
5:09
|
Rp 5ribu
|
|
8
|
Beautiful Heart Peaceful Mind
|
|
4:53
|
Rp 5ribu
|
|
9
|
Semoga Semua Hidup Berbahagia
|
|
4:51
|
Rp 5ribu
|
|
10
|
Dhamma Is My Way (Minus One)
|
|
5:15
|
Rp 5ribu
|
|
11
|
Semoga Semua Hidup Berbahagia (Minus One)
|
|
4:51
|
Rp 5ribu
|
|
“Saya gak pernah kepikiran mau bikin album ini, awalnya saya diminta nyanyi, banyak teman-teman saya berpikir kalau bisnis jualan alat musik itu pasti bisa nyanyi, tapi karna dilingkungan saya, lingkungan lagu buddhis, lagu itu kurang dihargai, gak ada yang menciptakan lagu yang seperti rekan-rekan kita yang diagama lain , mau ga mau saya coba buat lagu, nyanyi saat ada acara besar saya ngisilah, sederhana. Eh.. ternyata tiba tiba pada mau beli albumya dan saya pun tidak ada rekaman mp3, dan setelah beberapa kali diminta kini saya bikin albumnya, Non profit.”
Begitulah kiranya gambaran singkat dan juga terurai dalam video Teaser Dhamma Is My Way yang kemarin diunduh oleh Irvyn Wongso yang dengan penuh kebahagiaan diluncurkan setelah kurang lebih 6 bulan proses pembuatannya.
Setelah usai gelaran besar Buddhist Reborn pada Mei lalu dimana melaksanakan acara bertajuk Wake Up Speak Up, Irvyn Wongso yang kala itu diminta tampil untuk membawakan beberapa lagu ciptaannya yang sangat sederhana dan menyentuh hati terpanggil hatinya untuk membuat sesuatu demi Buddha Dhamma yaitu menyebarkan Dhamma melalui musik. Banyak kalangan yang meminta dirinya untuk membuat sebuah album yang berisi lagu-lagu ciptaannya.
Lebih dari sebuah lagu atau sebuah album Irvyn Wongso kemudian mendirikan sebuah wadah yang diberi nama True Direction, wadah dimana para musisi Buddhis bisa berkumpul dan membuat sesuatu demi penyebaran Dhamma melalui musik ( #dhammathroughmusic)
“Album ini ada karna saya ingin menyampaikan aspirasi banyak orang. Musik itu sesuatu sangat powerful sekali, bisa mentransformasi orang, dengan mudah bisa membuat orang menjadi sedih atau membuat orang jadi bahagia .Saya ingin album ini bisa jatuh ditangan yang membutuhkan, bukan hanya kepada orang yang senang musik tetapi hati yang membutuhkan, dan orang itu setelah mendengar menjadi lebih bahagia” Ujar Irvyn.
Walau telah mengorbankan banyak hal, bersumbangsih waktu dimana disela-sela kesibukan beliau yang begitu padat, juga perihal hal-hal teknis seperti proses recording yang tentunya dengan proses recording dengan kualitas yang sangat baik dengan orang-orang professional dibelakang layar tentunya materi yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Album ini diluncurkan untuk bersifat non-profit.
Dengan uang sebesar Rp.50.000 per keping (berisi 9 lagu + 2 bonus track). Kita semua bisa memiliki album ini. Jikapun ada kelebihan yang disebut dengan profit dari hasil penjualan album ini Irvyn Wongso menjelaskan bahwa semuanya akan disalurkan lagi untuk kegiatan-kegiatan sosial melalui Buddhist Fellowship Indonesia dan juga Pintu Belajar (Program pendidikan anak-anak kurang mampu dipedesaan)
Album ini akan mulai tersedia sekitar akhir November 2015 secara bertahap dan dengan jumlah terbatas. Bagi yang ingin lebih dulu memiliki dapat melakukan Pre-Order melalui Buddhist Fellowship Indonesia:
order@buddhistfellowship.or.id
Pin BB 2796616D
atau (021) 2938-2715 / 0812 8772 1798.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia.
Sumber:
Posted in berita, buddhism, music, others.... | Tags: Akhir Dari Semua Dukkha, Beautiful Heart Peaceful Mind, buddha, buddhism, dhamma, dhamma is my way, irvyn wongso, MALAM SUCI WAISAK, Mari Melangkah, music, rochajiono, Sang Tiratana, Semoga Semua Hidup Berbahagia, Tiada Badai, Yang Patut Dimuliakan |
02/06/2016
Persembahan Waisak, Bakti dan Berkah untuk Semua
Sound of Wisdom “IMEE OOI”
World Tour Dharma Concert 2016
Hadiah Waisak yang sangat tepat buat orang-orang tercinta.
Mendengar dan melihat langsung kreator IMMusic:
Chant of Metta, Jayamangala Gatha, Ta Pei Cou, Om Mani Padme Hum, Prajna Paramita Hrdaya Sutra, dan Dhamma chant lainnya yang sudah sering kita dengar bersama.
MEDAN
Selecta Royal Ballroom Lt. 5
4 Juni 2016
Pkl. 14.00 & 18.00 WIB
# Sharing Dharma Journey:
2 Juni 2016 Pkl. 18.00 WIB
Selecta Phoenix Hall Lt. 6
JAKARTA
Jakarta Convention Center
12 Juni 2016
Pkl. 15.30 WIB
# Sharing Dharma Journey:
13 Juni 2016 Pkl. 18.00
Dharma Kitchen Pluit
Ticketing Medan:
– Finny 085261665053
– Fendi 085270878887
– Arifin 081977422001
– Leo Wijaya 08126078018
– Betty 08126057288
– Rofin 08126079518
– Surya 0811602855
– Juliana 081260329888
Ticketing Jakarta:
– Rika 081288203420
– Metta 0215666168, 085768675517
– Liefung 0215660510, 087878758116
– Lidya 08197856653
Info sponsorship, donasi, dan acara:
– Hartawan 0816765857
– Kevin Wu 081510277322
– Elwiana 08121288122
– Okiem 08129968695
– Dewi 088808313134
Penyelenggara:
– SIDDHI
– Namaste Music
Didukung oleh:
– Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI
– Sekolah/Universitas: Atisa Dipamkara, Budi Agung, Bhakti Utama, Dhammasavana, Dhama Budhi Bhakti, Dharma Suci, Ehipassiko, Narada, Pusaka Abadi, Tri Ratna, KMB Dhammamitta UBM, KMB Dhammavaddhana Binus, KMB Dharmayana Untar
– Vihara/Buddhist Center: Avalokitesvara Mangga Besar, Bodhi Sunter, Bodhisattva Bandar Lampung, Buddha Sasana Kelapa Gading, Buddhist Fellowship Indonesia, Dhanagun Bogor, Dhammapala, Dhammavihari Buddhist Studies, Dharma Bhakti Jelambar, Dharma Jaya Toasebio, Dharma Suci PIK, Dharmasagara Guna Graha, Dharmasagara Taman Sari, Ekayana Arama, Er Di Karmapa Center, Guna Dharma, Indraloka, Jakarta Dhammacakka Jaya, Kesejahteraan Kosambi, Metta Palmerah, Nimmala, Padumuttara, PJBI Puri Kembangan, Punna Sampada, Pusdiklat Bodhidharma, Pusdiklat Maitreyavira Duta Mas, Putco di Hati Taman Kencana, Sasana Subhasita, Satya Dharma Pluit, Sila Paramita, Siripada, Soka Gakkai Indonesia, Tergar Indonesia, Venuvana
– Institusi Buddhis: Bincang Sukses, BuddhaZine, Ehipassiko Foundation, Hikmahbudhi
– Restoran Vegetarian: Dharma Kitchen, Vegetus
Sumber: http://buddhazine.com/sound-of-wisdom-imee-ooi/
Posted in berita, buddhism, music, others.... | Tags: atisa dipamkara, Avalokitesvara Mangga Besar, bhakti utama, Bincang Sukses, Bodhi Sunter, Bodhisattva Bandar Lampung, buddha, Buddha Sasana Kelapa Gading, BuddhaZine, buddhism, Buddhist Fellowship Indonesia, budi agung, Chant of Metta, Dhama Budhi Bhakti, dhamma, Dhammapala, Dhammasavana, Dhammavaddhana Binus, Dhammavihari Buddhist Studies, Dhanagun Bogor, Dharma Bhakti Jelambar, dharma concert, Dharma Jaya Toasebio, Dharma Kitchen, Dharma Suci, Dharma Suci PIK, Dharmasagara Guna Graha, Dharmasagara Taman Sari, Ehipassiko, Ehipassiko Foundation, Ekayana Arama, Er Di Karmapa Center, Guna Dharma, Hikmahbudhi, imee ooi, Indraloka, Jakarta Dhammacakka Jaya, Jayamangala Gatha, kemenag, Kesejahteraan Kosambi, KMB Dharmayana Untar, Metta Palmerah, namaste music, narada, Nimmala, Om Mani Padme Hum, Padumuttara, PJBI Puri Kembangan, Prajna Paramita Hrdaya Sutra, Punna Sampada, Pusdiklat Bodhidharma, Pusdiklat Maitreyavira Duta Mas, Putco di Hati Taman Kencana, rochajiono, Sasana Subhasita, Satya Dharma Pluit, sharing dharma, siddhi, Sila Paramita, Siripada, Soka Gakkai Indonesia, SoundOfWisdom, Ta Pei Cou, Tergar Indonesia, Vegetus, Venuvana, vesakh2016, viharagitha, waisak2016, wisdom, World Tour Dharma Concert 2016 |
30/12/2011
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammă Sambuddhassa (3x)
Manusia dilahirkan melalui proses kanak-kanak, remaja, mengalami usia tua, dan akhirnya mati. Demikian sirklus yang sering didingatkan oleh para senior kepada kita.
Setelah mengalami masa kanak-kanak, maka masa remaja merupakan masa keemasan bagi suatu sirklus kehidupan manusia. Masa kehidupan ini disebut generasi muda, atau pemuda ~ “youth” bahasa Inggrisnya.
Dalam Sigalovada Suttanta, yang dikisahkan adalah pemuda malas bernama Sigala. Setelah ayahnya wafat, barulah dia menyesal atas kemalasannya dan berusaha “menebus” dengan cara memenuhi pesan sang ayah. Setiap pagi dia bangun sangat pagi, pergi ke luar Rajagaha. Setelah membasahi rambut dan pakaiannya, kedua tangannya dirangkapkan, beranjali ke berbagai arah, mulai dari Timur, Selatan, Barat, Utara, Bawah dan Atas. Ketika ditanya oleh Sang Buddha, Sigala berkata bahwa hal tersebut dilakukan sebagai perintah mendiang ayahnya.
Sang Buddha bersabda: “Dalam agama Ariya, anak muda, memuja enam arah bukan begitu caranya”
Mendengar sabda ini, Sigala mohon petunjuk bagaimana seharusnya “memuja enam arah” yang diamanatkan kepadanya itu.
Petunjuk Sang Buddha demikian: “Apabila anak muda, siswa Ariya tersebut telah menyingkirkan empat cacat dalam tingkah laku, apabila ia tidak melakukan perbuatan perbuatan jahat karena dorongan empat sebab, apabila ia tidak melakukan enam jalan untuk menghabiskan harta, dengan demikian ia menjauhkan diri dari empatbelas kejahatan, ia adalah pemuja enam arah bumi dan langit.
Ia melakukan hal-hal tersebut untuk menaklukkan dua dunia (alam), ia akan menikmati hasilnya baik di dunia (alam) ini maupun dunia (alam) yang akan datang.
Pada saat badan jasmaninya hancur setelah mati, ia akan bertumimbal lahir di alam sorga yang bahagia.”
Adapun “potensi” empat cacat yang perlu disingkirkan tersebut adalah:
-
Memusnahkan makhluk hidup
-
Mengambil barang yang tidak diberikan
-
Perbuatan asusila
-
Mengucapkan kata-kata yang tidak benar.
Adapun enam arah yang dimaksud oleh ayah Sigala sebenarnya berarti: Timur sebagai ayah dan ibu, Selatan sebagai guru, Barat sebagai istri dan anak, Utara sebagai sahabat dan kenalan, Bawah sebagai buruh atau orang suruhan dan Atas sebagai para pertapa.
Untuk selanjutnya, isi lengkap Sigalovada Sutanta (Digha Nikaya III:31) bisa anda simak sendiri teksnya, antara lain dalam buku “Riwayat Hidup Buddha Gotama”
Generasi muda mempunyai nilai khusus di tengah masyarakat. Periode kehidupan ini merupakan sokoguru yang dibentuk oleh masyarakat melalui orangtua, guru dan lingkungan masyarakat. Ketiga komponen ini mempunyai peran sangat besar dalam mewujudkan masa depan generasi muda sebagai elemen individu, membentuk komunitas kecil, berkembang menjadi besar sehingga merupakan komunitas negara dan komunitas global.
Dengan nilai lebih kekuatan fisik, kita wajib memelihara, menjaga dan membentuk diri kita sendiri menjadi prima. Melalui aktivitas fisik, kita juga mengisi aktivitas batin. Kita yang mempunyai “nama” dan “rupa” harus terus diisi bagaikan “mengisi air dalam gelas”. Jangan sia-siakan waktu yang demikian sempit untuk mengikuti kemalasan yang sangat merugikan.
Kemarin, melalui wall di Facebooknya, salah seorang junior saya Suriya Dhammo dari Tegal menuliskan” “Selagi kita muda banyak beraktivitas dengan fisik . Selelah usia menjelang senja fisik mulai menurun aktivitas otak ditingkatkan agar dikala fisik kita sudah renta otak kita tidak pikun”
Nilai lebih generasi muda hendaknya dimaknai dan dipergunakan dengan sebaik mungkin. Janganlah kita rusak sendiri dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna. Setiap orang punya potensi untuk meningkatkan kualitas hidupnya sendiri.
Sabbe satta bhavantu sukhitattă.
Semoga semua makhluk berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu.
-7.613279
109.359686
Posted in berita, buddhism, home | Tags: buddha, buddhism, sigala, sigalovadasutta, sutta buddha |
30/12/2011
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammă Sambuddhassa (3x)
Demikianlah yang saya dengar.
Pada suatu saat Sang Bhagava sedang tinggal di hutan Uruvela, di dekat sungai Neranjara, di bawah pohon Mucalinda, baru saja beliau mencapai Penerangan Sempurna.
Pada saat itu Sang Bhagava duduk bermeditasi selama tujuh hari menikmati kebahagiaan dari Kebebasan. Saat itu walaupun bukan masanya, terjadilah hujan badai yang besar, dan selama tujuh hari terdapat awan-awan hitam, angin dingin dan cuaca yang tidak menentu. Waktu itu Mucalinda, Raja-Naga, meninggalkan tempat tinggalnya dan sesudah melingkari tubuh Sang Bhagava tujuh kali dengan tubuhnya, dia berdiri dengan kerudung kepalanya yang terbentang di atas kepala Sang Bhagava, (sambil berpikir) untuk melindungi Sang Bhagava dari dingin dan panas, dari pengganggu, nyamuk, angin, matahari, dan sentuhan makhluk-makhluk yang menjalar.
Pada akhir tujuh hari itu, Sang Bhagava berhenti dari meditasi-Nya. Saat itu Mucalinda, Raja-Naga, melihat bahwa langit telah cerah dan awan-awan hujan telah berlalu, melepas lingkaran tubuhnya dari tubuh Sang Bhagava. Dengan merubah penampilannya dan membentuk penampilan sebagai seorang pemuda, dia berdiri di depan Sang Bhagava, dengan tangan dirangkapkan, untuk menghormat beliau.
Itulah salahsatu bagian dari 84.000 dhamma agung Sang Buddha yang diterjemahkan dari Kitab Udana II:1.
Sudah sering dijelaskan bahwa setelah mencapai penerangan agung di Gaya pada 588 tahun sebelum Masehi, Sang Buddha menikmati 7 minggu keadaan Nibbana. Saat itulah terjadi hal-hal yang menakjubkan. Antara lain diceriterakan bahwa pada minggu kedua beliau memandangi pohon bodhi terus menerus selama satu minggu dengan mata tidak berkedip. Hal ini sebagai cetusan rasa terima kasih karena pohon bodhi telah memberikan tempat berteduh selama meditasi berjuang mencapai penerangan agung. Tapi merasakan keadaan nibbana pada minggu kelima justru Sang Buddha bermeditasi di bawah pohon beringin, sementara pada minggu ketujuh bermeditasi di bawah pohon rajaratana.
Mucalinda adalah nama pohon yang ditempati Sang Buddha pada minggu keenam. Di tempat itulah raja naga berkepala tujuh yang juga bernama Mucalinda,melihat keadaan cuaca yang “tidak bersahabat”, timbul rasa iba, selanjutnya timbul rasa bakti terhadap Sang Buddha. Naga ini melilitkan tubuhnya sebanyak tujuh kali, sehingga Sang Buddha yang kurus kering merasa hangat. Tubuh Sang Buddha tidak basah karena air hujan dan tidak merasa dingin karena terpaan angin badai. Tujuh kepala naga melindungi Sang Buddha selama tujuh hari.
Pada hari ketujuh minggu keenam, barulah cuaca cerah, sehingga naga Mucalinda melepaskan lilitan dan naungannya. Ia merubah wujudnya menjadi pemuda dan beranjali dihadapan Sang Buddha. Selesai naga Mucalinda melakukan pattipati-puja, Sang Buddha mengucapkan dhamma sbb.:
Berbahagia adalah ketidakterikatan bagi seseorang yang puas hati,
bagi seseorang yang sudah belajar Dhamma dan yang melihat;
berbahagia adalah tidak adanya penderitaan di dunia ini,
mengendalikan diri terhadap makhluk-makhluk hidup;
berbahagia adalah tidak adanya nafsu di dunia ini,
mengalahkan nafsu-nafsu indria;
tetapi menghilangkan kesombongan “aku”,
itu adalah benar-benar kebahagiaan tertinggi.
Naga Mucalinda telah meningkatkan paramitanya, sehingga meningkat pula pada kelahiran berikutnya.
Marilah kita bertekad melaksanakan ajaran dhamma dengan baik dan benar, punya peningkatan paham atas semua ajaran luhur Sang Buddha dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita dapat menyempurnakan paramita sehingga lahir dalam alam yang lebih baik.
Sabbe satta bhavantu sukhitattă.
Semoga semua makhluk berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu.
Dalam kehidupan ini ia berbahagia, dalam kehidupan yang akan datang ia juga akan berbahagia, dalam kedua alam kehidupan si pembuat jasa kebaikan berbahagia, ia bergembira dan berbahagia menyaksikan buah dari perbuatannya yang baik
Dhammapada 1:16
source: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150249860718774
-7.613279
109.359686
Posted in berita, buddhism | Tags: ajaran buddha, buddha, buddhism, DHAMMAPADA, MUCALINDA, SUTTA PITAKA |
You must be logged in to post a comment.